Minggu, 27 Februari 2011

Sembari Cari Kutu

“Tok-tok-tok! Paket!” terdengar ketukan keras dan teriakan pak pos dari luar rumah saat aku sedang ngobrol dengan salah satu temanku. Hmmm sesuai dugaanku. Kiriman buku berjudul Sembari Cari kutu yang dikirim langsung dari mbak Nurul F Huda penulisnya. Kok sudah dikirim padahal aku belum transfer uangnya lho (Hehehehe maaf ya mbak belum bisa transfer). Lihat tulisan di covernya yang berbunyi “Panduan cerdas ngerumpi” dan baca-baca sekilas beberapa judul artikelnya saya jadi senyum-senyum sendiri (sebenarnnya ketawa sih. Sampai terbahak-bahak lagi) karena jadi ingat kejadian-kejadian sehari-hari yang saya alami.

Dari judulnya saja “sembari cari kutu: panduan cerdas ngerumpi” akan terbayangkan sekumpulan ibuk-ibuk sedang estafet saling nyarikan kutu di kepala yang lain dan tentunya diselingi cekakak-cekikik tawa gak penting dan obrolan khas yang lazimnya disebut “ngerumpi”. Gambarannya sama lah seperti yang pernah aku lihat waktu masih kecil. Maklum hidup di kampung tiap hari ya tontonannya kayak gitu. Ibuk-ibuk ngerumpi sambil cari kutu. Macem-macem yang diomongin mulai dari harga minyak goreng yang naik lah, ngantri minyak tanah, kemaren arisan gak kebagian dan ujung-ujungnya tetangga-tetangga sebelahpun juga turut jadi sasaran rumpian mereka. Yaaah biasanya sih bergosip-gosip ria sambil dibumbu-bumbuin dikit lah biar makin sedap di dengar dan heboh.

Apalagi sekarang infotainment gossip malah makin memperparah kebiasaan ini. Jadinya sibuk meneropong kuman-kuman di seberang lautan sedangkan kuman-kuman di badan sendiri malah dibiarkan.

Nah di buku kiriman ini tadi diutarakan tentang sifat-sifat wanita yang suka heboh, susah jaga rahasia, dan susah memendam masalah sendiri sampai ada anekdot: Bila ingin sebuah berita tersebar dengan cepat katakan pada seorang perempuan dengan bilang “Jangan bilang siapa-siapa” karena dengan begitu justru malah makin heboh dan tak tahan buat digunjingkan. Ya salah satunya dengan bergosip-gosip ria.

Disebutkan juga kenapa gosip itu selalu identik dengan perempuan yang ternyata sejak jaman para Nabi pun sudah sering terjadi masalah besar karena ulah bibir perempuan. Bahkan diebutkan dalam Al-Qur’an semisalnya saja penghianatan istri nabi Luth yang mengabarkan kedatangan Malaikat dalam rupa manusia tampan pada kaum kafir.

Juga ketika para perempuan mesir (yang ternyata sejak jaman ini pun sudah ada kebiasaan bergosip ria) yang menggunjingkan istri Al Aziz karena kepincut sama pembantunya Yusuf A.S. Kurang tahu sih dulu model nggosipnya gimana. Paling kalau jaman sekarang begini “Eh ibuk-ibuk dah pada tahu gossip hot terbaru di sini ga? Ternyata nih ya bu Fulanah itu kepincut sama Fulan pembantunya! (dengan gaya sok dramatis sampai melotot-lotot) dan ibuk-ibuk lain pun akan menanggapi dengan tanggapan yang gak kalah hebohnya “Hah? Masak sih? Aduuuuh amit-amit deh jijay lebay” (dengan gaya norak kegenitan). Juga tentang pergunjingan yang menimpa Aisyah R.A. dengan Shofwan yang tentunya juga melibatkan perempuan sebagai penyebarnya.

Tapi sebenarnya gak Cuma perempuan kok yang suka bergosip-gosip ria. Laki-laki pun juga banyak. Cuma format dan gayanya memang berbeda dari yang dilakukan perempuan. Kalau yang perempuan kayaknya kelihatan banget dari luar sehingga cap penggosip itu kebanyakan dijatuhkan pada perempuan. Kalau perempuan yang digosipkan cenderung mengarah pada penggalangan emosi, opini dan berharap berbuah empati dari yang lain sedang laki-laki cenderung bersifat kompetitif alias berusaha memperlihatkan kehebatan masing-masing apalagi kalo bukan seputar harta, tahta, dan wanita. Istilahnya sok-sok’an lah. Kadang malah saling menjatuhkan.

Ngomong-ngomong soal laki-laki bergosip nih ternyata gak gitu-gitu juga kalau dari pegalamanku. Yang bergosip bukan bersifat kompetitif pun juga ada (Termasuk aku sendiri kali ya. Hehehe). Misalnya “eh masak si Fulanah, Fulaneh dan Fulanih menamakan diri mereka dengan sebutan Tiga Diva? Hahahaha ga malu banget sih tuh orang-orang? Malah ujung-ujungnya ada yang nyebut mereka Tiga Kurcaci wakakakak!” atau “Tadi aku ketemu si Rosa (Bukan nama sebenarnya) katanya dia mau curhat kalo dia dah balikan lagi sama si Rosi (Bukan nama sebenarnya juga). Ah males aku lama-lama sama tuh orang. Bikin pusing aja ceritanya membosankan”.

Kembali lagi ke perempuan. Kenapa perempuan suka menggosip, membicarakan urusan orang lain dll tentu tak lepas dari karakter perempuan yang lebih mudah berempati, senang mendengar dan berbagi dan rasa senasib sepenanggungan yang kadang melewati batas privasi. Karakter ini lah yang membuat perempuan suka membicarakan hal-hal yang remeh dan susah jika mau diajak diskusi yag seriusan dikit kayak analisa situasi politik lah, sosial lah. Saat bergosip, yang dikedepankan justru perasaan padahal seharusnya mengedepankan referensi, rasionalitas dan konklusi.

Intinya, dari semua itu kita (bukan Cuma perempuan tapi juga buat laki-laki termasuk buat aku juga) dilarang bergunjing (termasuk gossip) seperti yang telah diutarakan oleh Rosululloh tentang larangan berghibah karena diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Banyak alasan mengapa Rosululloh mengecap keras pergosipan karena implikasi sosial obyek gossip bisa luar biasa. Antara lain: malu, mencemarkan nama baik, jadi fitnah kalau bumbunya berlebihan sampai cerita aslinya berubah 180 derajat, dan kadang bisa jadi pembunuhan karakter orang yang digosipin. Salah-alah bisa bunuh diri lagi nanti. Bagi pelaku gossip selain dosa juga jelas-jelas akan dituduh sebagi bigos alias biang gosib, biang kerok, dan biang-biang yang lain. Gak enak kan? (jadi introspeksi diri nih hehehe) ingat! Fitnah itu lebih kejam dari tidak menfitnah!

Buku ini isinya gak cuma itu sih. Banyak. Salah satunya yang kusukai yang judulnya Air Mata laki-laki yang berhubungan erat dengan catatanku yang judulnya Laki-Laki Pun Bisa Selembut wanita. Artikel-artikel lain dalam buku ini antara lain tentang super profesi, ojek perempuan, bukan salah janda, kekuatan perempuan, rupa-rupa ibu, seks dan perempuan, antara poligami dan selingkuh, KDRT, Feminisme dan lain-lain yang semuanya sayang kalau sampai dilewatkan untuk dibaca.
Seperti halnya diriku yang pesan buku itu langsung dari penulisnya, teman-teman pun juga bisa memesannya langsung ke mbak Nurul F Huda. Cari aja FB-nya. Lumayan lho dapet bonus kata-kata motivasi, tandatangan penulisnya (minta cap jempol juga boleh kayaknya) dan diantar ke alamat masing-masing.

rica shared dari k' danang kawantoro

Arjuna dan Sang Bidadari

Namanya Arjuna, persis nama seorang tokoh dalam dunia pewayangan. Tapi ia tak tampan, tak gagah. Apalagi digila-gilai oleh wanita. Arjuna yang ini hanya seorang penjual ulat sebagai pakan burung yang penghasilannya tidak menentu. Tinggalnya di sebuah rumah sederhana dengan ibundanya yang sudah berusia 70 tahunan. Sejak usia 2 tahun Arjuna menderita lumpuh. Penyebabnya adalah demam yang sangat tinggi yang kemudian merusak syarafnya.

Arjuna kini sudah 40 tahun dan tetap lumpuh. Ia pun masih tetap ulet menjalankan profesinya. Sejak beberapa waktu yang lalu ia mempunyai kegemaran baru, suka mengikuti pengajian dari masjid ke masjid. Dari pengembaraannya itu akhirnya ia jatuh cinta pada sebuah masjid di sebuah pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang kyai yang masih muda dan berkharisma.

Pagi itu Arjuna tampak rapi dan wangi. Ia menggunakan baju terbaiknya, sebuah baju koko berwarna putih yang dimintanya pada sang ibu untuk disetrika licin-licin. Ia sudah siap menuju pengajian di pondok pesantren. Jaraknya lumayan, dari Jl. Pendawa Dalam, Bandung, ke daerah Gegerkalong Girang. Apalagi bagi seseorang yang tak berfisik sempurna seperti Arjuna, jarak itu terasa lebih dari sekedar lumayan.

Arjuna merangkak di depan rumahnya, lalu dengan suara cadelnya berteriak memanggil becak di ujung jalan. Sang tukang becak pun tanggap dengan panggilan Arjuna. Ia mafhum, Arjuna pasti akan pergi ke pondok pesantren.

Arjuna duduk manis di dalam becak, hingga sampai ke jalan besar. Di jalan besar, sang tukang becak membantu memanggilkan taxi. Satu taxi lewat, taxi berikutnya juga, dan berikutnya, lalu berikutnya. Arjuna tetap duduk manis di dalam becak, tersenyum. Keringat mengucur di tubuh sang tukang becak yang tampak sedikit kesal tidak satu pun taxi yang mau berhenti.

Membawa Arjuna sebagai penumpang taxi memang berbeda. Sang sopir taxi harus rela membantu menggendongnya. Maka tak heran kalau tak semua sopir taxi mau. Tapi Allah selalu memberikan pertolongan-Nya. Sebuah taxi meluncur pelan dan berhenti. Sampai di pondok pesantren Arjuna disambut oleh beberapa orang jemaah. Ia sama sekali tak dipandang sebelah mata. Justru banyak orang yang sayang padanya, termasuk sang kyai.

Ceramah pun dimulai. Seperti kali yang lalu. kali ini Arjuna tak mampu membendung air matanya. Semangatnya membara. Bukan hanya itu bahkan bergejolak. Bagai sebuah handphone yang perlu di-charge, inilah saat-saat Arjuna menge-charge jiwanya. Total biaya Rp.50.000,- yang harus ia keluarkan untuk pulang pergi ke pondok pesantren, serasa tak ada harganya dibanding dengan setrum yang menyulut dirinya. Arjuna jadi lebih semangat bekerja, lebih semangat mengumpulkan uang untuk bisa datang ke pengajian.

Arjuna sekarang jadi rajin ibadah malam. Sifat pemarahnya mulai hilang, jadi lebih sabar dan optimis. Pelan-pelan keinginan itu muncul. Suatu keinginan yang sama sekali tak pernah berani untuk ia mampirkan walau sekilas di kepalanya.

"Ibu, Arjuna kepingin kawin!" Suara cadel Arjuna bagai geledek yang memecah kesunyian malam di telinga sang ibu.

"Arjuna enggak mimpi kan?" sang ibu bertanya sambil menguncangkan tubuh Arjuna yang tergolek lemah di tempat tidur.

"Eh ibu, Arjuna mah bangun. Ini enggak mimpi. Sungguhan, Arjuna kepingin kawin."

Sang ibu menelan ludahnya beberapa kali, miris. "Jang, kamu teh mau kawin sama siapa?"

"Nggak tau. Tapi Arjuna sudah minta sama Allah."

Mata sang ibu hampir-hampir tak kuat membendung air mata yang hendak tumpah. "Bener atuh, kalau memohon ya sama Allah."

Sang ibu bingung apa yang harus ia lakukan. Menghibur Arjuna dan membangun mimpi-mimpi indah yang kosong melompong. Atau membuatnya melek melihat kondisi cacatnya. Tapi itu sama saja artinya dengan menghempaskannya ke jurang dalam. Sang ibu cuma bisa menyerahkan pada Allah, apapun kehendak-Nya.

Malam purnama. Arjuna baru saja selesai sholat tahajud. Ia merenungi keinginannya yang mulai menjadi azzam. Pikirannya berkecamuk. "Tapi, kalau nanti punya istri pasti biaya akan bertambah. Sekarang saja hidup sudah pas-pasan. Ah, rejeki kan sudah diatur oleh Allah, tinggal kita yang harus ikhtiar. Tapi, mau nikah sama siapa. Eh, iya ya. Siapa yang mau sama saya yang jalan aja mesti merangkak, mau ke mana-mana mesti digotong. Ah, itu kan sama juga, jodoh sudah diatur sama Allah. Tinggal ikhtiar saja. Besok saya akan bilang sama Pak Kyai, minta dicarikan istri."

"Pak Kyai, saya kepingin kawin!"

Pak Kyai itu pun kaget tak beda seperti ekspresi sang ibu ketika mendengar ucapan Arjuna. Dengan sabar Kyai berkata, "Wah bagus itu. Menikah kan sunnah Rasulullah, apalagi kalau niatnya untuk ibadah."

"Iya, iya, saya kepingin kawin karena kepingin ibadah. Kepingin punya anak-anak yang normal dan berjuang di jalan Allah."

"Arjuna mau menikah dengan siapa?"

"Saya ingin minta dicarikan sama Pak Kyai."

Pak Kyai pun menggaruk-garuk kepalanya. Bukan amanah yang ringan. Sudah berkali-kali ia mempertemukan jodoh diantara santri-santrinya. Diantaranya ada juga yang tidak sekali langsung jadi. Itu pun santri-santri yang normal, tapi Arjuna...?!

Sang Kyai bukan mengecilkan arti Arjuna. Semua orang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah. Dan tak akan tahu takdirnya bagaimana kecuali dengan berusaha. Tapi usaha yang harus dilakukan untuk mencari istri untuk Arjuna bukan perkara mudah. Tapi Allah berkehendak lain. Sang Kyai akhirnya menemukan sang gadis.

Gadis itu normal, juga sholehah. Ia salah satu jamaah yang kerap mengikuti pengajian Kyai. Kyai mengucap syukur yang tiada tara, karena akhirnya gadis itu mengucapkan kesediaannya menikah dengan Arjuna.

Ina, gadis itu, jelas-jelas tahu Arjuna yang akan dinikahinya berfisik tak sempurna. Sangat jauh dari gambaran tokoh Arjuna yang ada di lirik lagu.

"Kenapa Ina mau menikah dengan Arjuna?" tanya sang Kyai. "Ina sudah tahu apa resikonya? Apa yang akan dihadapi di kemudian hari?"

"Niat saya cuma ingin mencari keridhoan Allah. Saya ingin menjadi bidadari di syurga nantinya," kata sang gadis dengan mantap.

Pagi hari di bulan Agustus 2002 itu seakan bersinar lebih cerah dari biasanya bagi Arjuna. Sebelum berangkat, ia menangis. Bukan sedih, justru kebahagiaan luar biasa yang tak terbendung. Suatu keajaiban yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud. Mulanya hanya sebuah keinginan, lalu menjadi tekad, dan kini menjadi nyata. Allah mengabulkan permohonannya.

Terbata-bata Arjuna mengucapkan ijab kabul. Bukan karena grogi, tapi karena memang ia kesulitan mengucapkan kata-kata. Dua ratus pasang mata ikut berlinangan airmata, tak kuasa menahan haru yang tiba-tiba menyeruak. Arjuna menyerahkan mas kawin berupa 23 gram emas kepada istrinya. Lalu Arjuna bersujud di hadapan ibunya, menangis tersedu-sedu.

Di hadapan para tamu, sang Kyai berkata, "Kita harus banyak belajar dari Arjuna, seseorang yang diberi ujian berupa kekurangan fisik dari Allah, namun tidak takut dan berani mengambil keputusan terhadap masa depannya. Arjuna adalah contoh seseorang yang berserah kepada Allah, yakin akan rejeki yang sudah ditetapkan-Nya. Semoga Allah memberkahi pasangan pengantin ini, menjadikannya sakinah, mawadah, warrahmah." Doa sang Kyai ini pun di amini oleh para tamu walimah.

Arjuna memandangi istrinya penuh haru. Ina baru saja selesai mencuci baju. Arjuna senang sekali, kini ia tak lagi mencuci baju sendiri seperti ketika bujangan dahulu. Ina juga selalu merawat dengan penuh ikhlas dan telaten. Seorang gadis telah Allah kirim untuk menjadi pendampingnya di dunia. Arjuna berharap Ina juga akan menjadi bidadarinya di surga nanti. Insya Allah.
(Artikel BungaRampai)
ku sadur dari seorang sahabat  Danang Kawantoro Full pada 31 Juli 2010 jam 19:58

Sabtu, 26 Februari 2011

pHaRmachisT

I Hope I can be like a "eight stars oF pHarmachist"..
^ Teacher
^ Leader
^ Decision Maker
^ Manager
^ Life Long learner
^ Researcher
^ care giver
^ communicator..
subhanaLLah..Luar biasa..Ranah Warna yang Allah berikan padaku..
dan Luar biasanya lagi bintang yang kan ku kantongi..melebihi bintang seorang Jenderal..He..^^
y Rabb bantu rica..coz i'm a muslim pharmachist..
ilmu engkau begitu luas y Rabb..ketika 7 samudera ku sambangi..dan hutan amazon ku jelajahi agar bisa ku cari pena2 terbaik untuk menuliskan ilmu mu maka..ku yakin dan begitulah yang tertulis dalam kitab suciMu yang kujadikan pedoman..Ilmu itu tak akan tertulis semuany..hanya setitik..setitik awan kecil disana..:)
begitupun iLmu yang kau coba tanamkan padaku..yang trus ku pupuk hingga akhir hayat insyaallah..hanya seperti setetes air dilautan..saking luasnya ilmu mu ya Rabb..subhanallah
tapi ku yakin ada hikmah luar biasa yang kau simpan dan akan kau tunjukkan di saat yang tepat padaku..
saat ini ku coba kobarkan api dalam dada..azzam dalam kalbu..untuk meraih mimpi2 ku..
mimpi2 yang akan terwujud dengan campur tangan dari Mu y Rabb..dengan KuasaMu..
bantu ca y Rabb..mewujudkan mimpi2 itu..
semoga ca, keluarga, dan ummat bangga dengan ilmu ca..semoga ilmu yang kau berikan lewat dosen2 ku yang luarbiasa..kan bermanfaat u ummat..
bantu ca untuk membuktikan..bahwa ca bisa membangun kejayaan islam dengan ilmu seperti ibnu sina..ibnu rusyd..cendekiawan2 muslim yang luarbiasa pada masanya..bantu ca buktikan pada dunia..anak pantai tak pernah menyerah dengan takdir.karena allah yang maha mengendalikan semuanya...anak pantai berjuang dikancah dunia agar kejayaan islam bisa bangkit..bersama para cendekiawan muslim era ini..allahumma amiin..
Ku bulatkan tekad dalam hati...
ku kuatkan Azzam dalam diri..
ku mohon pada Rabbul Izzati..
sang Maha Pemilik diri..
agar memperkenankan tuk berjuang Jama'i..
tuk meraih mimpi..
lewat ilmu yang ku dalami..
tuk buktikan pada dunia yang hampir mati..
kejayaan Islam itu pasti..
dan semoga Aku termasuk dalam barisan yang mewujudkan hal ini..
amiin y rabb..

Jumat, 18 Februari 2011

KisaH si PeNebaNg poHon...

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu".

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga". Kata si penebang.

"Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.

Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.


Istirahat bukan berarti berhenti ,
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru

Teh..or tEa

Bedanya teh hitam dan teh hijau tdpt pd proses pengolahannya.
Teh hitam diproses melalui oksidasi enzimatis menghasilkan senyawa theaflavin mrpkn antioksidan yg sangat kuat menekan radikal bebas.
Theaflavin ini tdk didapati pada teh hijau, yang ada hanya Catechin saja.
Pada teh hitam baik catechin maupun theaflavin dua2nya ada.
Teh hitam mengandung katekin, theaflavin (TF) dan thearubigin (TR) sebagai hasil dari proses oksidasi enzimatik. Senyawa-senyawa kimia tersebut merupakan antioksidan kuat yang memiliki manfaat khusus bagi kesehatan antara lain :
-Meningkatkan sistem pertahanan biologis tubuh terhadap kanker.
-Mencegah timbulnya penyakit karena dapat mengendalikan diabetes dan tekanan darah tinggi.
-Membantu penyembuhan penyakit misalnya mencegah peningkatan kolesterol darah.
-Mengandung kafein yang dapat mengaktifkan sistem saraf.
-Mengandung katekin yang merupakan antioksidan yang dapat menghambat proses penuaan.
-Mencegah penyakit jantung dan obesitas.
Hamparan luas perkebunan teh Nusantara membuat Indonesia potensial sebagai produsen teh. Sayangnya, 90% hasil teh terbaik kita untuk diekspor. Sedangkan yang dikonsumsi masyarakat hanya kualitas dua dan tiga dengan manfaat yang sedikit.
Sejak dulu, teh menjadi minuman dengan manfaat yang berkhasiat bagi kesehatan. Di beberapa negara seperti Cina, Jepang dan Inggris, menyeduh teh sudah menjadi rutinitas harian sekaligus gaya hidup. Dari sekian banyak produk kesehatan, teh terbilang minuman yang murah dan meriah.
Kegandrungan orang minum teh di negara-negara maju membuat produksi teh menjadi massal. Kini, teh memiliki produk dengan beragam kemasan seperti teh celup, botol, sobek, kotak dan sebagainya yang terpampang di etalase toko, mal-mal besar sampai ada depot khusus untuk teh. Tapi, untuk depot teh sendiri, di Indonesia masih jarang ditemukan.
Penulis buku “Teh Minuman Bangsa-Bangsa di Dunia”, Prawoto Indarto, menyebutkan jumlah kedai khusus teh di Indonesia yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kedai kopi, bisa menjadi indikasi teh masih dipandang inferior. Kebanyakan kedai teh yang ada pun menyediakan produk impor.
Kenyataan orang Indonesia yang lebih mengenal teh impor, misalnya teh hijau, menjadi ironi bagi kita sebagai salah satu bangsa pengekspor teh dunia. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap produk impor menjadi bukti nyata. Mereka berasumsi bahwa semua yang berbau impor adalah baik secara kualitas, tidak kecuali untuk teh.
Lantas, tahukah masyarakat kita bahwa Indonesia sebetulnya memiliki andalan teh hitam yang justeru lebih banyak manfaatnya dari teh hijau?

Hitam atau Hijau?
Pada dasarnya, teh terbagi dalam tiga jenis yakni, teh hitam, hijau, dan teh oolong. Semua jenis teh ini berasal dari tanaman yang sama, Camelia Sinensis dengan varitas berbeda. Secara garis besar, teh terbagi dalam Camelia Sinensis Varietas Sinensis dan Camelia Sinensis Varietas Assamica. Varitas pertama adalah bahan baku teh oolong dan teh hijau. Jenis ini biasanya banyak terdapat di Cina dan Jepang.
Sedangkan varitas assamica adalah bahan baku teh hitam. Hampir seluruh tanaman teh di Indonesia merupakan camelia sinensis varitas assamica. Teh jenis ini juga tersebar di Srilanka dan Kenya. Meski berasal dari tanaman yang sama, yakni camelia sinensis, kandungan katekin dalam varitas assamica lebih tinggi dibandingkan dengan varitas sinensis. Dengan demikian, teh Indonesia sangat potensial menjadi produsen teh hitam di pasar dunia.
Kadar katekin teh Indonesia, menurut Parwoto, lebih baik dari pada negara lain. Sebagai perbandingan, teh hitam ortodoks Indonesia, misalnya, memiliki kadar katekin 8,24% berat kering, teh hijau ekspor 11,6%, dan teh wangi 9,28%. Sementara teh sencha Jepang berkadar katekin 5,06%, teh oolong dan teh wangi China masing-masing 6,73 dan 7,47%, serta teh hitam Sri Lanka 7,39%.
Kadar katekin pada varitas assamica lebih tinggi dari pada sinensis. Katekin adalah kandungan pada teh yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, antioksidan sangat efektif untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh. Katekin didapat dari tiga pucuk daun teh yang paling atas. Pucuk daun ini menurut penelitian memiliki katekin dan mutu paling tinggi serta rasa paling bagus.
Hal senada juga diamini seorang Peneliti Madya di Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, Dadan Rohdiana. Menurutnya, ditinjau dari bahan bakunya, teh hitam Indonesia memiliki kadar katekin lebih tinggi dari teh hijau Cina dan Jepang. Apalagi, perkebunan teh di Indonesia berada 1300 di atas permukaan laut. Semakin tinggi daerah perkebunan, maka kualitas teh semakin baik.
Selain itu, promosi teh hitam juga kurang menonjol dibanding Jepang dan China yang sangat gencar mempromosikan tehnya, terutama untuk teh hijau. Kurangnya publikasi teh hitam Indonesia membuat masyarakat kurang menyadari manfaat kesehatan yang terkandung di dalam teh hitam.
“Masyarakat kita belum akrab dengan teh hitam. Padahal, kita sering jumpai setiap hari. Penelitian sekarang ini membuktikan kandungan senyawa teh hitam lebih banyak dari yang dimiliki teh hijau. Artinya, kandungan senyawa yang dimiliki teh hitam tidak semuanya dimiliki teh hijau,” kata Dadan.
“Kualitas teh hitam Indonesia sudah diakui dunia. Bahkan teh kita berbicara banyak di forum teh internasional. Peneliti Cina dan Jepang sendiri mengakui itu. Sayangnya, teh hitam kita kurang mendapat perhatian lebih. Justeru teh hitam kita yang beredar di pasaran hanya kualitas nomor dua dan tiga. Kualitas nomor satunya sendiri untuk produksi ekspor,” tambahnya.
Dalam bukunya, Revolusi Antioksidan Teh Hitam, Drs. Nurhamidi MBA. MM menerangkan empat keunggulan teh hitam Indonesia dibanding teh hijau. Pertama, teh hitam Indonesia (teh hitam orthodox) memiliki kandungan katekin lebih tinggi dari teh hijau Jepang dan Cina. Kedua, dalam teh hitam terkandung senyawa theaflavin yang merupakan hasil oksidasi katekin akibat proses oksimatis pada pengolahan teh hitam.
Ketiga, theaplavin “hanya” terdapat dalam teh hitam atau teh yang telah mengalami oksimatis. Dan terakhir, sejumlah penelitian menyatakan bahwa kekuatan theaflavin setara atau bahkan lebih baik dari pada katekin. Terlepas mana yang lebih baik, teh hitam mempunyai keduanya, baik katekin maupun theaflavin.

Lebih Menyehatkan
Meski teh sudah akrab di masyarakat kita, sampai saat ini masih sedikit pengetahuan masyarakat tentang manfaat teh itu sendiri. Karenanya, fungsi teh tidak jauh sebagai minuman pada umumnya yaitu sebagai pelepas dahaga di kala terik matahari menyengat.
Apalagi, hal itu terkondisikan lewat iklan atau promo di media yang menjadikan teh sebagai minuman pelepas dahaga. Sedangkan unsur teh yang paling substansial, sebagai media yang mempercepat penyembuhan, tidak dimunculkan. Wajar jika ada anggapan minum teh tidak memiliki pengaruh apapun.
Tak jarang pula orang menyamakan teh sebagai obat. Maka ketika orang menjadikan teh sebagai obat penyembuh ini sudah menjadi kekeliruan besar. Pandangan keliru lainnya adalah banyak orang yang menganggap keseringan mengkonsumsi teh akan memunculkan penyakit ginjal. Secara tidak langsung, teh menjadi biang masalah dari penyakit ginjal. Padahal, bukan teh yang menyebabkan ginjal, tapi air penyeduh yang dipakai untuk membuat teh itu. Kita mungkin kurang menyadari apakah air yang digunakan menyeduh teh itu terbebas dari kadar zat besi atau tidak. Faktor air dengan kandungan zat besi sebetulnya yang menjadi penyebab ginjal, bukan tehnya.
Melihat manfaatnya, teh hitam lebih kaya dari teh hijau. Menurut laporan para ahli teh, kandungan 2 cangkir teh hitam setara dengan 20 gelas jus apel atau 7 gelas jus jeruk. Belum lagi kandungan senyawa teh hitam, seperti polifenol, yang menangkap radikal bebas 100 kali lebih efektif dibanding vitamin C dan 25 kali lebih efektif dari vitamin E.
Kandungan antioksidan di dalam teh hitam adalah jawaban untuk menangkal radikal bebas. Antioksidan merupakan senyawa yang berguna untuk menetralkan radikal bebas. Meski anitioksidan terdapat di dalam tubuh manusia, namun jumlahnya yang terbatas, tubuh tetap membutuhkan asupan antioksidan dari luar. Fungsi lain antioksidan adalah untuk mencegah beberapa penyakit di dalam tubuh.
Penelitian The Netherland National Institute of Public Health membuktikan menyeduh 1-2 cangkir teh hitam/hari akan menekan penimbunan kolesterol 46 % dan 4 cangkir perhari menekan 68%. 552 orang minum teh hitam 4 -7 cangkir/hari secara teratur menurunkan resiko serangan penyakit stroke.
Dengan asupan antioksidan dari teh hitam yang rutin, kita sudah melakukan pencegahan dini terhadap penyakit yang datang. Apalagi manfaat antioksidan teh hitam dapat mencegah jantung koroner dan stroke, komplikasi diabetes, gangguan pencernaan, kanker, asam urat, caries gigi, melangsingkan tubuh, dan menghambat proses penuaan dini. Mengingat manfaatnya yang besar dan mudah didapat, teh hitam bisa menjadi media kita untuk hidup sehat.

Rabu, 16 Februari 2011

PerJuangan

Bandung, 16 Februari...
kota sejuta mimpi..kota sejuta asa dan harapan..
sebuah kota untukku..tuk merajut mimpi2 ku..yang bertebangan di angkasa tuk menetap dibumi dalam realitanya...
1 hari melewati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW..rasulullah..pemimpin ummat muslim sedunia..
semoga ca bisa ketemu dengan mu y Rabb diSyurgaMu ..dan bisa bertemu pula dengan kekasih tercintaMu..diJannahMu yang kekal dana badi..amiiin insyaallah...
1 hari pula diriku melewati hari ultah ayahku yang tercinta..yang senantiasa memayungi keluarga kami..yang always ada untuk kami...thanks y Rabb..atas nikmat2 nya yang luar biasa..mudah2an rica dan kedua adik rica bisa berbakti untk kedua orangtua dan menjadi hamba-hambaMu yang berguna untuk ummat dengan kapasitas2  kami masing2..insyaallah..
sedikit kangen dengan rumah..setelah hampir 6 bulan tak bersua dengan mereka...semoga engkau izinkan kami bersua kembali menjelang hari penyelesaian masa studi akademik ku di kampuz perjuangan..amiin y rabb..semoga bisa tepat waktu insyaallah..so..bantu ca y rabb..Rabb yang ku cinta dan selalu ku rindu..
hari ini mencoba untu berpetualang ke Gambung, ciwidey...pusat penelitian teh dan kina..perjalanan yang cukup menyenangkan..2 jam plus 45 menit naik ojeg..angin yang menderu seolah berbisik..welcome to the gambung..sampai disana disambut dengan hamparan teh dan pohon kina..
alam..1 kata yang membuatku terpesona akan ciptaanNya..begitu indah..begitu mempesona..hamparan kebun teh yang kulihat dari ketinggian berapa ratus meter dpl..subhanallah..
jalan yang meliuk2..menjadi saksi..kedatanganku demi sebuah cita2 dan harapan..semoga Allah selalu memberikan yang terbaik..insyaAllah..
menghabiskan waktu sekitar 3 jam disana..bertemu dengan orang2 penting di BPTK yang sangat ramah2..menyenangkan..thanks y Rabb..untuk hari ini..semoga barakah Mu selalu melingkupiku beserta keluarga kecil kami dan ummat Mu y Allah..
Rasa lelah..bau rokok..orang yang tak dikenal, bus indonesia yg begitu..cukup terbayarkan dalam perjalanan ini..alhamdulillah wa syukurillah..makasih y Allah..semoga engkau selalu menemani ku dalam tiap detik perjalanan ku..hingga mau menjemput dan waktu berhenti berdetak..
Disetiap perjalanan dan saat kita mau menggapai sebuah mimpi..maka pasti ada batu kerikil nan berbatu yang siap menghadang..namun semoga kekuatan yang kau berikan untukku y Rabb.. kan membuatkan ku sanggup untuk melewati semuanya..bantu ca ya Rabb..karena seorang rica hanyalah insan yang lemah dan tak berdaya tanpa KuasaMU...semangat..Keep hamasah..Ganbatte kudasai

Senin, 14 Februari 2011

Ummi

"Jangan Pernah Membenci ummi mu anakku, jangan pernah..karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau, dan adik-adikmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian.."(Tere Liye said in "burlian")

Banyak yang dapat saya ambil dari sepenggal kata2 yang luar biasa ini..meskipun blum berpengalaman untuk menjadi seorang ibu..tapi berharap suatu saat..diwaktu yang tepat mudah2an saya juga bisa mencurahkan kasih sayang yang luar biasa untuk anak2 saya..mendidik mereka untuk menjadi pribadi2 unggul yang kan mendongkrak bangsa ini dengan kecerdasan dan moralitas serta akhlak qurani generasi2 penerus bangsa..insyaAllah..
jauh daripada hal itu..hal ini membagi kisah ttg perjuangan seorang ibu..ibu-ibu kita..yang senantiasa ada untuk kita..pantaslah ketika nabi mengatakan bahwa kita harus patuh pada ummi,ummi,ummi lalu abii..karena perjuangannya dalam merintis harapan-harapannya untuk kita begitu luar biasa..tanpa mengurangi esensi apa yang disebutkan oleh Nabi..bahwa kita tidak hanya harus patuh dan berbakti kepada ummi2 kita tapi juga abii2 kita..tepatnya kedua orang tua kita..
semoga kita bisa berbakti kepada kedua orang tua kita..dan mudah2an kita juga bisa menjadi orangtua2 yang kan mendidik generasi2 berakhlakul karimah..agar bangsa ini penuh dengan barakah dan rahmat dari Allah SWT..insyaallah..amiiin